Minggu, 26 Februari 2017

Kumpulan Soal Ulangan Harian PKN Kelas 6 SD

Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas : VI (enam)
Hari/tanggal : …………………
Waktu : 90 Menit

PETUNJUK UMUM :
1.Tulislah namamu di sudut kanan atas pada lembar jawab!
2. Bacalah setiap soal dengan seksama!
3. Kerjakan lebih dahulu soal-soal yang kamu anggap lebih mudah!
4. Telitilah kembali jawabanmu sebelum diserahkan kepada pengawas!






I. Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C atau D pada jawaban yang kamu anggap paling benar pada lembar jawaban!

1. Pancasila adalah fondasi sekaligus pedoman dalam penyelenggaraan negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila berfungsi sebagai . . . .
a. dasar negara c. pandangan hidup bangsa
b. ideologi negara d. cita-cita nasional

2.
Tokoh di atas adalah orang yang mengemukakan pendapatnya tentang dasar negara, nama tokoh
tersebut adalah . . . .
a. Mr. Muh.Yamin c. Ir,Soekarno
b. Mr. Soepomo d. Muh. Hatta
3. 1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Mufakat dan demokrasi
4. Musyawarah
5. Keadilan sosial
Tokoh pengusul dasar negara tersebut di atas adalah . . . .
a. Mr. Muh.Yamin c. Ir,Soekarno
b. Mr. Soepomo d. Muh. Hatta
4. Ir. Soekarno mengusulkan rumusan dasar negara pada tanggal . . . .
a. 29 Mei 1945 c. 31 Mei 1945
b. 30 Mei 1945 d. 1 Juni 1945
5. Urutan sila-sila dari Pancasila yang dipakai sampai saat ini sesuai yang tercantum dalam . . . .
a. usulan Ir. Soekarno c. Piagam Jakarta
b. usulan Mr. Soepomo d. pembukaan UUD 1945
6. Tidak ada anggota yang merasa kalah dalam musyawarah proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, meskipun pendapat-pendapat di antara mereka tidak disetujui. Hal tersebut merupakan nilai . . . .
a. rendah hati c. berjiwa besar
b. mufakat d. kerja keras

7. Perbedaan antara rumusan Pancasila yang berlaku sampai saat ini dengan rumusan yang terdapat
dalam Piagam Jakarta terdapat pada sila . . . .
a. kesatu c. ketiga
b. kedua d. keempat
8. Berikut ini adalah nilai-nilai juang para tokoh dalam proses perumusan Pancasila, kecuali . . . .
a. bersatu dalam perbedaan c. berbeda-beda tetapi satu cita-cita
b. nilai kebersamaan d. mengharap pamrih

9. Perbuatan yang mencerminkan musyawarah untuk mufakat di lingkungan sekolah adalah . . . .
a. membersihkan kelas c. memilih ketua kelas
b. belajar kelompok d. mengadakan kerja bakti
10. Nilai juang dari para tokoh yang berperan dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara
untuk dilaksanakan seorang pelajar . . . .
a. banyak menonton acara TV c. giat dan rajin belajar
b. menonton film-film luar negeri d. suka mengikuti berita
11. Hasil keputusan musyawarah yang baik akan mencerminkan . . . .
a. kemenangan satu pendapat c. kemenangan pendapat kelompok
b. kemenangan orang terpandai d. kemenangan anggota musyawarah
12. Sikap yang perlu dikembagkan dalam musyawarah adalah . . . .
a. menghargai pendapat orang lain c. memaksakan pendapat kepada orang lain
b. menolak pendapat orang lain d. mempengaruhi pendapat orang lain.
13. Sebagai siswa yang memiliki sikap tanggung jawab, terhadap hasil-hasil keputusan musyawarah
seharusnya . . . .
a. Melaksanakan meskipun tidak sependapat c. Melaksanakan jika sesuai pendapat
b. Tidak perlu melaksanakan d. Melaksanakan dengan syarat-syarat
14.Nilai kebersamaan yang tercermin pada sidang-sidang Panitia Sembilan dalam proses perumusan
Pancasila sebagai dasar negara adalah . . . .
a. adanya banyak perbedaan pendapat c. adanya dua golongan saling mengemukakan pendapat
b. tidak adanya perbedaan pendapat d. disepakatinya suatu jalan tengah untuk mengatasi perbedaan pendapat
15. Saling tenggang rasa terhadap perbedaan-perbedaan pendapat dalam musyawarah merupakan
cermin dari nilai . . . .
a. rendah hati c. mufakat
b. toleransi d. bertanggung jawab
16. Contoh nilai kebersamaan yang perlu kita kembangkan dalam kehidupan di sekolah adalah . . . .
a. kerja sama dalam ujian c. saling membantu dalam tugas piket
b. berpegang kepada pendapat sendiri d. saling membantu berdasar suku/agama
17. Untuk mencapai cita-cita kita harus belajar dengan tekun.Nilai juang yang tepat dilaksanakan adalah . . .
a. rendah hati c. mufakat
b. kerja keras d. rela berkorban

18. Terhadap segala hal yang di dalamnya mengandung kepentingan bersama,hendaknya . . . .
a. rendah hati c. toleransi
b. musyawarah d. kerja keras

19. Saat memberikan suara, seorang pemilihan dalam Pemilu tidak boleh mewakilkan kepada orang lain
Hal tersebut merupakan pengertian dari pelaksanaan asas . . . .
a. umum c. bebas
b. langsung d. rahasia
20. Badan atau lembaga yang menyelenggarakan Pemilu di Indonesia adalah . . . .
a. DPR c. DPRD
b. MPR d. KPU

21. Badan ini dalam Pemilu bertugas meneruskan laporan tentang pelanggaran dalam pelaksanaan
Pemilu. Badan tersebut adalah . . . .
a. Pemantau Pemilu c. KPU
b. Pengawas Pemilu d. PPK
22. Dalam Pilkada, kegiatan berikut ini termasuk tahapan persiapan . . . .
a. pendaftaran pemilih c. pembentukan panitia pengawas
b. kampanye d. pendaftaran calon kepala daerah

23.Pemilu presiden dan wakil presiden secara langsung pertama kali dilaksanakan pada tahun . . . .

a. 1992 c. 2004
b. 1999 d. 2009
24. Kegiatan peserta pemilu untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan programnya disebut . . . .
a. mobilisasi c. simpatisan
b. orasi d. kampanye
25.Pejabat di bawah ini yang pengangkatannya melalui pilkada adalah . . . .
a. camat c. bupati
b. kapolres d. lurah
26. Lembaga di bawah ini yang tugasnya memilih presiden dan wakil presiden adalah . . . .
a. MA c. DPR
b. MPR d. BPK
27. Lembaga negara yang mempunyai wewenang memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum
adalah . . . .
a. KY c. MA
b. DPR d. MK
28.Salah satu tugas DPR antara lain . . . .
a. mengangkat presiden c. mengangkat menteri
b. membuat undang-undang d. memeriksa keuangan
29. Lembaga negara yang mempunyai wewenang mengusulkan pengangkatan hakim agung adalah . . .
a. KY c. MA
b. DPR d. MK
30. Hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah yang diduga bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan, disebut . . . .

a. inisiatif c. angket
b. interpelasi d. budget
31. Pemerintahan pusat terdiri atas . . . .
a. Presiden dan wakil presiden c. DPR dan MPR
b. Presiden dan DPR d. MPR dan BPK
32.Dalam melaksanakan tugasnya, para menteri harus bertanggungjawab kepada . . . .
a. DPR c. MA
b. MPR d. Presiden
33.Pemerintah daerah diberi hak, wewenang, dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri
daerahnya. Hal ini disebut . . .
a. demokrasi c. otonomi daerah
b. sentralisasi d. potensi daerah
34. Berikut ini termasuk urusan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, yaitu . . . .
a. politik luar negeri c. perbaikan jalan desa
b. kerjasama antardaerah d. pembuatan saluran irigasi daerah
35.Hak pemerintah daerah yaitu . . . .
a. mengembangkan kehidupan yang demokratis c. mengembangkan sistem jaminan sosial
b. memungut pajak dan retribusi daerah d. menyediakan fasilitaspelayanan kesehatan

II. ISILAH TITIK-TITIK BERIKUT INI DENGAN JAWABAN YANG BENAR!
36. Panitia kecil yang mengesahkan Piagam Jakarta dikenal dengan nama . . . .
37. Tokoh yang mengusulkan perubahan pada butir pertama dasar negara pada Piagam
Jakarta ialah . . . .
38. Pancasila disahkan menjadi dasar negara Indonesia pada tanggal . . . .
39 Lembaga negara yang anggotanya berasal dari wakil rakyat daerah provinsi adalah . . . .
40.Hak Presiden untuk memberikan penghapusan, pengurangan hukuman dan penggantian hukuman
disebut . . . .
41. Pilkada dan Pemilu merupakan bagian dari pelaksanaan . . . .
42. Pemilu di tanah air Indonesia diadakan setiap . . . sekali.
43. Setiap pemilih menentukan pilihannya sesuai keinginan sendiri tanpa tekanan dan paksaan dari
siapapun, disebut asas . . . .
44. Lembaga negara yang bertugas mengawasi para hakim adalah . . . .
45. Dalam pemerintahan daerah gubernur membuat perda bersama . . .

III. JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN DI BAWAH INI DENGAN BENAR!
46. Sebutkan konsep dasar negara yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno!
47. Sebutkan tiga fungsi DPR!
48. Sebutkan tiga asas pemilu di Indonesia yang kau ketahui!
49. Sebutkan tiga lembaga negara yang termasuk lembaga yudikatif!
50. Sebutkan tiga tugas dan wewenang MPR!

Sabtu, 25 Februari 2017

Biografi Ki Hajar Dewantara



Biografi Ki Hajar Dewantara - Pahlawan Indonesia. Ki Hajar Dewantara Lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889.Terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia berasal dari lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, saat genap berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya.

Perjalanan hidupnya benar-benar diwarnai perjuangan dan pengabdian demi kepentingan bangsanya. Ia menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda) Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.


Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk mensosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.


Kemudian, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo, ia mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) pada tanggal 25 Desember 1912 yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka.


Mereka berusaha mendaftarkan organisasi ini untuk memperoleh status badan hukum pada pemerintah kolonial Belanda. Tetapi pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg berusaha menghalangi kehadiran partai ini dengan menolak pendaftaran itu pada tanggal 11 Maret 1913. Alasan penolakannya adalah karena organisasi ini dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.

Kemudian setelah ditolaknya pendaftaran status badan hukum Indische Partij ia pun ikut membentuk Komite Bumipoetra pada November 1913. Komite itu sekaligus sebagai komite tandingan dari Komite Perayaan Seratus Tahun Kemerdekaan Bangsa Belanda. Komite Boemipoetra itu melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang bermaksud merayakan seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat jajahannya untuk membiayai pesta perayaan tersebut.

Sehubungan dengan rencana perayaan itu, ia pun mengkritik lewat tulisan berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga). Tulisan Seandainya Aku Seorang Belanda yang dimuat dalam surat kabar de Expres milik dr. Douwes Dekker itu antara lain berbunyi:

"Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang kita sendiri telah merampas kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu.

Pikiran untuk menyelenggarakan perayaan itu saja sudah menghina mereka dan sekarang kita garuk pula kantongnya. Ayo teruskan penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda. Apa yang menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku terutama ialah kenyataan bahwa bangsa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu pekerjaan yang ia sendiri tidak ada kepentingannya sedikitpun".

Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukuman tanpa proses pengadilan, berupa hukuman internering (hukum buang) yaitu
sebuah hukuman dengan menunjuk sebuah tempat tinggal yang boleh bagi seseorang untuk bertempat tinggal. Ia pun dihukum buang ke Pulau Bangka.

Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo merasakan rekan seperjuangan diperlakukan tidak adil. Mereka pun menerbitkan tulisan yang bernada membela Soewardi. Tetapi pihak Belanda menganggap tulisan itu menghasut rakyat untuk memusuhi dan memberontak pada pemerinah kolonial. Akibatnya keduanya juga terkena hukuman internering. Douwes Dekker dibuang di Kupang dan Cipto Mangoenkoesoemo dibuang ke pulau Banda.

Namun mereka menghendaki dibuang ke Negeri Belanda karena di sana mereka bisa memperlajari banyak hal dari pada didaerah terpencil. Akhirnya mereka diijinkan ke Negeri Belanda sejak Agustus 1913 sebagai bagian dari pelaksanaan hukuman.

Kesempatan itu dipergunakan untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran, sehingga Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berhasil memperoleh Europeesche Akte.
Kemudian ia kembali ke tanah air di tahun 1918. Di tanah air ia mencurahkan perhatian di bidang pendidikan sebagai bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan.

Setelah pulang dari pengasingan, bersama rekan-rekan seperjuangannya, ia pun mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional, Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa (Perguruan Nasional Tamansiswa) pada 3 Juli 1922. Perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan.

Tidak sedikit rintangan yang dihadapi dalam membina Taman Siswa. Pemerintah kolonial Belanda berupaya merintanginya dengan mengeluarkan Ordonansi Sekolah Liar pada 1 Oktober 1932. Tetapi dengan kegigihan memperjuangkan haknya, sehingga ordonansi itu kemudian dicabut.

Di tengah keseriusannya mencurahkan perhatian dalam dunia pendidikan di Tamansiswa, ia juga tetap rajin menulis. Namun tema tulisannya beralih dari nuansa politik ke pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan. Tulisannya berjumlah ratusan buah. Melalui tulisan-tulisan itulah dia berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.

Sementara itu, pada zaman Pendudukan Jepang, kegiatan di bidang politik dan pendidikan tetap dilanjutkan. Waktu Pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dalam tahun 1943, Ki Hajar duduk sebagai salah seorang pimpinan di samping Ir. Soekarno, Drs. Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur.

Setelah zaman kemedekaan, Ki hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Nama Ki Hadjar Dewantara bukan saja diabadikan sebagai seorang tokoh dan pahlawan pendidikan (bapak Pendidikan Nasional) yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui surat keputusan Presiden RI No.305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Penghargaan lain yang diterimanya adalah gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada pada tahun 1957.

Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa itu, ia meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di sana.

Kemudian oleh pihak penerus perguruan Taman Siswa, didirikan Museum Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta, untuk melestarikan nilai-nilai semangat perjuangan Ki Hadjar Dewantara. Dalam museum ini terdapat benda-benda atau karya-karya Ki Hadjar sebagai pendiri Tamansiswa dan kiprahnya dalam kehidupan berbangsa. Koleksi museum yang berupa karya tulis atau konsep dan risalah-risalah penting serta data surat-menyurat semasa hidup Ki Hadjar sebagai jurnalis, pendidik, budayawan dan sebagai seorang seniman telah direkam dalam mikrofilm dan dilaminasi atas bantuan Badan Arsip Nasional.

Bangsa ini perlu mewarisi buah pemikirannya tentang tujuan pendidikan yaitu memajukan bangsa secara keseluruhan tanpa membeda-bedakan agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan, status ekonomi, status sosial, dan sebagainya, serta harus didasarkan kepada nilai-nilai kemerdekaan yang asasi.

Hari lahirnya, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ajarannya yang terkenal ialah tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan), ing madya mangun karsa (di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa), ing ngarsa sungtulada (di depan memberi teladan).

Jumat, 24 Februari 2017

Biografi Bung Tomo Secara Singkat

Biografi Bung Tomo

Biografi Bung Tomo │ Bung Tomo lahir pada tanggal 3 Oktober 1920 di Surabaya- Jawa Timur. Masyarakat Indonesia lebih mengenalnya dengan nama panggilan Bung Tomo meskipun ia memiliki nama lengkap Sutomo. Ia sangat di kenal dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada saat Indonesia yang baru merdeka melawan penjajah tentara NICA. Terutama pertempuran yang terjadi tanggal 10 November 1945. Bahkan hingga saat ini, tanggal tersebut di peringati sebagai Hari Pahlawan.

Bung Tomo di lahirkan di kampung Blauran – Surabaya. Beliau lahir dari seorang ayah bernama Kartawan Tjiptowidjojo. Ayahnya merupakan termasuk golongan kelas menengah. Pernah bekerja sebagai pegawai pemerintah, perusahaan swasta, dan perusahaan ekspor – import Belanda. Sedangkan Ibunya keturunan Jawa Tengah, Sunda dan Madura.

Keluarga Bung Tomo sangat menghargai sekali akan pendidikan. Sehingga pembawaannya sangat lugas dan bersemangat. Namun pada usia nya 12 tahun, Bung Tomo terpaksa harus meninggalkan pendidikannya di MULO. Kemudian begitu juga dengan pendidikan HBS, Ia selesaikan dengan cara korespondensi, meskipun tidak secara resmi selesainya.

Bung Tomo bercerita bahwa rasa nasionalisnya Ia dapatkan pertama dari keluarga, terutama dari kakeknya. Kemudian Ia dapatkan dari pendidikannya di Kepanduan Bangsa Indonesia. Pada usianya ke 17 tahun, ia memperoleh peringkat Pandu Garuda. Sebauh peringkat yang sangat berharga karena berarti Bung Tomo menjadi orang kedua di Hindia Belanda.

Biografi Bung Tomo │Peristiwa yang sangat penting itu terjadi pada bulan Oktober dan November 1945. Saat itu Surabaya sedang di gempur habis-habisan oleh tentara NICA. Melalui radio, Bung Tomo membangkitan semangat rakyat Surabaya. Ia membakar semangat pemuda Surabaya dengan nada pidatonya yang penuh dengan emosi. Meskipun akhirnya rakyat Surabaya tidak menang melawan tentara NICA. Namun tetap saja, sampai saat ini rakyat Surabaya dan Indonesia mengenang kejadian tersebut.

Peran Bung Tomo kemudian berlanjut setelah perjuangan kemerdekaan di proklamasikan. Di tahun 1950-an Bung Tomo terjun ke dunia politik kemudian pada ia juga pernah menjadi Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran dan sekaligus menjabat sebagai Menteri Sosial Ad Interim antara tahun 1955-1956. Setelah itu peranannya di pemerintah di lanjutkan dengan menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada tahun 1956-1959 yang di usung oleh Partai Rakyat Indonesia.
Ternyata dalam perjalanan hidup Bung Tomo, ia pernah mendekam di penjara akibat berbeda pendapat dengan pemerintah Soeharto. Pada tanggal 11 April 1978 ia di penjara meskipun setahun kemudian ia di lepaskan kembali.

Bung Tomo merupakan pribadi yang shaleh dan taat akan agama islam. Beliau meninggal dunia ketika sedang melaksanakan ibadah haji di Padang Arafah pada tanggal 7 Oktober 1978. Bung Tomo di makamkan di Tempat Pemakaman Umum di Ngagel Surabaya.


Perbandingan Puisi Gugur Bisma Karya Sujiwo Tejo Dengan Cerita Mahabarata 1.Pendahuluan Setiap teks merupakan perpaduan kutipan kutipan dan merupakan penyerapan serta perubahan bentuk teks lain. Terkait dengan pernyataan di atas ,sujiwo tejo sebagai salah satu seorang penyair indonesia telah memberi warna cukup kuat dalam perpusian indonesia dengan beberapa hasil karyanya. Sebagai contoh puisi GUGUR BISMA .penyair ini menciptakan puisi tersebut berdasarkan cerita mahabarata dengan tujuan menghindarkan kebosanan pembaca. Berdasarkenyataan itu maka masalah yang muncul dalam karya tulis ini adalah dimana letak persamaan ataupun perbedaan isi puisi GUGUR BISMA dan cerita mahabarata. Puisi adalah satu bentuk kesustraan yang mengungkapkan pikirian dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan fisik dan struktur batin (Herman J. Waluyo 1991). Menurut Z F zulfanhur (1996 :81 puisi merupakan ekspresi pengalaman batin (jiwa) penyair mengenai kehidupan manusia ,alam,dan tuhan melalui media bahasa yang estis secara terpadau dan untuk dipadatkan kata katanya dalam bentuk teks. 2.Pembahasan Berikut ini hasil interpelasi puisi GUGUR BISMA karya sujiwo tejo GUGUR BISMA (Pada kancah Baratayuda Pada kancah perang besarmu hari ini Bisma, jiwa besar pada sekeping kaca Setiap saat Engkau berkaca.. GUGUR) Usai usiamu kasihku t’lah usai T’lah usai senang T’lah tuntas perang Usai semesta rasa Semesta duka lara Usai sudah suka duka Kacakan kacau wajahmu berkaca Di mataku yang Mataku berkaca kaca Kalau t’lah lelah dan kau terlampau Berkilauan luka Kupangku kau kan kupangku Yang terakhir pesan kakanda, kekasih Pesan yang patah patah tak bisa tuntut Dengan Darah yang muncrat dan leleh di sekujur badan Dadaku tersengal sengal tak bisa lagi berkata-kata maaf sahabat aku tinggalkan smua karna aku tak sanggup hidup tanpanya Setelah membaca hasil interpelasi puisi GUGUR BISMA tersebut,terbukti bahawa puisi GUGUR BISMA karya sujiwo tejo dan cerita mahabarata memiliki persamaan . hal itu dapat dilihat adanya gagasan sujiwo tejo dalam puisi tersebut yang dapat ditelusuri kembali dalam cerita mahabarata. Persamaan kedua bentuk sastra terletak pada tokoh dan peristiwa yang diceritakan .tokoh Bisma dengan peristiwa yang dialaminya merupakan trasnformasi dari cerita mahabarata. Bait pertama pada pusi tersebut merupakan bagian cerita yang mengisahkan kematian bisma yang merupakan kakek pandawa yang dibunuh oleh srikandi dan arjuna. Bait kedua berisi menceritakan tentang suasana kematian bisma yang dibunuh oleh srikandi dan arjuna mengunakan puluhan anak panah da kemudian Bisma terjatuh dari keretanya, tetapi badannya tidak menyentuh tanah karena ditopang oleh puluhan panah yang menancap di tubuhnya. Bait ketiga menceritakan tentang saat setelah bisma tertancap puluhan anak panah Namun Bisma tidak gugur seketika karena ia boleh menentukan waktu kematiannya sendiri Bisma menghembuskan napasnya setelah ia menyaksikan kehancuran pasukan Korawa dan setelah ia memberikan wejangan suci kepada Yudistira setelah perang Bharatayuddha selesai. Di samping persaman itu, juga memiliki perbedaan yaitu puisi Gugur bisma berbicara satu peristiwa yakni kematian kakek bisma dangan pandawa dan khrisna .dengan kata lain puisi gugur bisma merupakan bagian dari cerita mahabarata .sementara cerita mahabarata merupakan cerita utuh antara pandhawa dan kurawa. 3. Penutup Berdasarkan paparan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa: a) Puisi asmaradana karya sujiwo tejo dan cerita mahabarata sama sama menceritakan tokoh pandawa dan Bisma. b) Isi Gugur bisma merupakan bagian cerita mahabarata. c) Puisi Gugur bisma sekedar menceritakan kembali cerita mahabarata tanpa ada unsur tamabahan dari penulis yang bersifat memperkaya cerita. d) Perbedaan keduanya terletak pada kapasitas penceritaanya yaitu puisi Gugur bisma yang menceritakan peristiwa kematian Kakek Bisma yang dibunuh oleh arjuna dan srikan sedangkan cerita mahabarata merupakan cerita utuh. e) Sujiwo tejo dalam menulis puisi gugur bisma menggunakan cerita mahabarata sebagai penimbul ide. 4. Daftar Pustaka Herman J. Waluyo. 1991. Teori Dan Apresiai Puisi. Jakarta: Erlangga. . 2002. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Z.F. Zulfahnur. 1996. Teori Sastra. Jakarta: Depdikbud. . 1996. Sastra Bandingan. Jakarta: Depdikbud.